Jika kita ke Bhutan, negara kecil berbentuk Kerajaan di Asia Selatan antara India dan Tiongkok, kita akan melihat bendera-bendera warna-warni ikonik yang berkibar tertiup angin.
Bendera warna-warni merah, hijau, biru, kuning dan putih ini adalah bendera doa yang dapat kita temui di sekitar biara, stupa, kuil, pagar jembatan, jalur gunung, serta rumah. Bendera doa ini tidak hanya menambah warna pada suatu tempat, tapi sering digantung tinggi agar angin meniup kasih sayang dan berkah sebanyak mungkin kepada semua makhluk hidup dan sebagai imbalannya, pemberkati bendera doa juga akan menerima karma yang baik.
Mengapa orang Bhutan mengibarkan bendera doa? Mengibarkan bendera merupakan perbuatan baik bagi umat Buddha di Bhutan dan Tibet, tidak hanya karena suara bendera doa yang berkibar tertiup angin secara mengejutkan menenangkan, mereka juga menyalurkan niat baik dan pahala saat angin menyebarkan mereka untuk kepentingan semua.
Bendera doa di Bhutan ada dalam berbagai bentuk:
- Lung Dhar – untaian horizontal bendera kecil dan berwarna-warni yang biasanya digantung pada garis diagonal dari tinggi ke rendah di antara dua benda seperti pohon atau stupa. Bagian tengah bendera doa secara tradisional menampilkan Lung Dhar (kuda Angin) yang membawa tiga permata menyala di punggungnya. ‘Dhar’ adalah simbol kecepatan dan transformasi keburukan menjadi keberuntungan, sedangkan tiga permata yang menyala melambangkan Buddha, Dharma (Ajaran Buddha) dan Sangha (komunitas Buddha). Berbagai warna yang digunakan dalam bendera doa mewakili lima elemen alam: merah untuk api, biru untuk air, kuning untuk bumi, putih untuk langit dan hijau untuk tumbuh-tumbuhan.
- Darchog – bendera doa vertikal yang biasanya berbentuk persegi panjang dan menempel pada tiang di sepanjang tepi vertikalnya. Mereka sebagian besar ditemukan meringkuk berdekatan. Mereka biasanya ditanam di pegunungan, lanskap dan hutan. Darchog juga secara simbolis terkait dengan Dhvaja (Panji Kemenangan).
- Mani: Biasanya berwarna putih tanpa gambar atau diagram di atasnya, bendera doa semacam ini dikibarkan setelah kematian seseorang. Mantra ‘Om Mani Padme Hum’ yang terkait dengan Chenrezig – Dewa Welas Asih, tercetak pada bendera doa ini.
- Vajra Guru Dhar: Bendera doa ini biasanya berwarna putih dan membawa gambar Guru Rinpoche dan mantra ‘Om Ah Hum Vajra guru Pema Siddhi Hum’.
- Gyeltshen Tsemo (Panji Kemenangan): Bendera doa ini melambangkan kemenangan dengan gambar spanduk silinder yang dicetak di tengahnya.
Mantra juga dicetak di sekitar Gyeltshen Tsemo, termasuk Tashi Tagye atau ‘Delapan tanda keberuntungan’ yang digunakan dalam ritual untuk menyatakan kemenangan atas kejahatan.
Sangat menyenangkan bagi mata ketika melihat bendera doa berwarna-warni, tapi lebih dari itu, membagi doa untuk kepentingan bersama ternyata juga memberi kebahagiaan, di negara yang disebut sebagai Land of Happiness ini.
I wish you all could visit Bhutan too, as I did in 2017.


Leave a comment